'Budaya Malu dikikis Gerakan Syahwat Merdeka'

Berikut adalah tulisan dari Taufik Ismail yang disampaikan di Kampus IPB Bogor beberapa waktu lalu yang dari seorang teman. Bagus untuk bahan renungan atau sekedar menambah wawasan, semoga bermanfaat !
------------------------------------------
'Budaya Malu dikikis Gerakan Syahwat Merdeka'

Sederetan gelombang besar menggebu-gebu menyerbu pantai Indonesia, naik ke daratan, masuk ke pedalaman. Gelombang demi gelombang ini datang susun-bersusun dengan suatu keteraturan, mulai 1998 ketika reformasi meruntuhkan represi 39 tahun gabungan zaman Demokrasi Terpimpin dan Demokrasi Pembangunan, dan membuka lebar pintu dan jendela Indonesia. Hawa ruangan yang sumpek dalam dua zaman itu berganti dengan kesegaran baru. Tapi tidak terlalu lama, kini digantikan angin yang semakin kencang dan arus menderu-deru.

Kebebasan berbicara, berpendapat, dan mengeritik, berdiri-menjamurnya partai-partai politik baru, keleluasaan berdemonstrasi, ditiadakannya SIUPP (izin penerbitan pers), dilepaskannya tahanan politik, diselenggarakannya pemilihan umum bebas dan langsung, dan seterusnya,
dinikmati belum sampai sewindu, tapi sementara itu silih berganti beruntun-runtun belum terpecahkan krisis yang tak habis-habis. Tagihan rekening reformasi ternyata mahal sekali.

Bahana yang datang terlambat dari benua-benua lain itu menumbuh dan menyuburkan kelompok permissif dan addiktif negeri kita, yang sejak 1998 naik daun. Arus besar yang menderu-deru menyerbu kepulauan kita adalah gelombang sebuah gerakan syahwat merdeka. Gerakan tak bersosok organisasi resmi ini tidak berdiri sendiri, tapi bekerjasama bahu-membahu melalui jaringan mendunia, dengan kapital raksasa mendanainya, ideologi gabungan yang melandasinya, dan banyak media massa cetak dan elektronik jadi pengeras suaranya.

Siapakah komponen gerakan syahwat merdeka ini?

PERTAMA adalah praktisi sehari-hari kehidupan pribadi dan kelompok dalam perilaku seks bebas hetero dan homo, terang-terangan dan sembunyi-sembunyi. Sebagian berjelas-jelas anti kehidupan berkeluarga normal, sebagian lebih besar, tak mau menampakkan diri.


Lukisan Batu Prasejarah Meninggalkan Misteri


(Erabaru.or.id) - Beberapa waktu yang lalu, di Australia pernah ditemukan sebuah lukisan batu pada zaman batu, yang terlukis adalah sejumlah makhluk aneh setengah hewan setengah manusia. Menurut arkeolog, ukiran-ukiran batu tersebut adalah sketsa “pelukis” zaman kuno.

Dilaporkan bahwa, Paul Talcon ahli ukiran batu dari museum Australia di Sydney dan Christopher C ahli antropologi Australia bukan saja menemukan 32.000 lukisan batu manusia berkepala binatang dari sekian tahun silam di Afrika Selatan dan Australia, bahkan lukisan batu binatang berkepala manusia. Untuk pertama kalinya di dunia mereka melakukan penelitian terhadap lukisan-lukisan batu yang aneh ini.