Mengenal homeschooling lebih dekat

Pada umumnya kebanyakan orang tua memasukkan anak - anak mereka ke institusi pendidikan formal yakni sekolah. Sistem pendidikan anak belajar di sekolah ini sudah berlangsung sejak lama dan menjadi pilihan utama para orang tua. Tetapi sesungguhnya pendidikan bukan hanya bisa diraih lewat bangku sekolah. Hal ini terbukti dengan cukup banyaknya orang tua yang memilih untuk memberikan alternatif sistem pendidikan pada anak - anak mereka yakni homeschooling atau sekolah rumah.

Setiap orang tua memiliki tanggung jawab untuk memilih dan memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak - anak mereka yang dapat mengantarkan mereka pada kesuksesan di masa mendatang. Orang tua juga tentu mengetahui sistem pendidikan yang lebih tepat untuk mengembangkan bakat dan minat putra - putri mereka.

Membuat keputusan penting untuk memberikan pendidikan kepada anak Anda bukanlah hal yang mudah. Semuanya tergantung kepada Anda sebagai orang tua. Jika Anda saat ini sedang dalam kebimbangan dalam memilih sistem pendidikan bagi anak Anda, sebaiknya simak lebih lanjut artikel ini. Semoga informasi berikut ini dapat membantu Anda yang sedang dalam kebimbangan dalam membuat keputusan pendidikan yang terbaik bagi putra - putri Anda.


Apa itu Homeschooling ?

Homeschooling dikenal juga dengan sebutan home-education dan sekolah rumah. Pada intinya homeschooling adalah sistem pendidikan atau pembelajaran alternatif selain sekolah. Metode belajar mengajar pada homeschooling menyenangkan karena dilakukan "di rumah". Tapi sesungguhnya homeschooling bukan saja terbatas dilakukan secara terus menerus di rumah, tapi situasi belajar kondusif yang dapat dilakukan dimana saja, kapan saja, dan anak bebas memilih pelajaran yang disukainya sehingga merasa nyaman seperti "di rumah".

Menurut buku Sekolah Rumah sebagai Satuan Pendidikan Kesetaraan, yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Luar Sekolah Departemen Pendidikan Nasional, homeschooling adalah proses layanan pendidikan yang secara sadar, teratur dan terarah dilakukan oleh orangtua/keluarga di rumah atau tempat-tempat lain dimana proses belajar mengajar dapat berlangsung dalam suasana yang kondusif dengan tujuan agar setiap potensi anak yang unik dapat berkembang secara maksimal.
Image credit : hshub.org

Apabila sebuah keluarga telah memilih homeschooling bagi pendidikan anak - anak mereka, maka orang tua bertanggung jawab secara penuh terhadap proses pendidikan tersebut. Sistem pendidikan alternatif ini bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja (pihak lain selain orang tua bisa dari berbagai golongan umur dan latar belakang dapat dijadikan guru atau pengajar) menjadikan proses belajar mengajar menarik dan selalu segar.

Memasukkan anak ke kursus, memanggil guru privat ke rumah secara teratur, dan menitipkan anak pada sistem pendidikan homeschooling seperti komunitas atau lembaga homeschooling yang sudah ada dapat dilakukan orang tua sebagai pendukung.
tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan.



Mengapa orang tua memilih homeschooling ?

Beberapa jenis permainan stimulasi motorik kasar anak usia 2 sampai 3 tahun.

Usia kanak - kanak adalah masa dimana anak Anda sedang tumbuh, belajar dan mengeksplorasi semua yang terlihat olehnya. Perkembangan anak - anak pada usia 2 - 3 tahun akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Oleh karena itu sebagai orang tua sudah sepantasnya kita memberikan perhatian dan waktu kita agar perkembangan anak bisa dicapai secara optimal. Hal ini bisa dilakukan dengan pemberian asupan gizi melalui menu sehat seimbang juga dengan melatihnya melakukan keterampilan yang kelak akan berguna saat anak besar.

Pada dasarnya keterampilan motorik terbagi ke dalam dua kategori yakni kasar dan halus. Keterampilan motorik kasar adalah keterampilan yang melibatkan kelompok otot besar seperti berjalan, naik turun tangga, berlari, melompat, memanjat dan lain - lain. Semua kegiatan fisik ini membutuhkan keseimbangan dan koordinasi dengan anggota tubuh lainnya.

Sementara keterampilan motorik halus adalah keterampilan yang memerlukan kecermatan dalam melakukan gerakan - gerakan yang lebih kecil. Tugas - tugas ini biasanya dilakukan dengan tangan dan jari, seperti menggunting, merobek, menulis, melipat, merangkai dan lain sebagainya.

Keterampilan motorik kasar dan halus anak harus dirangsang, dilatih, dan dikembangkan setiap saat dengan berbagai aktivitas atau permainan yang membuatnya terhibur sesuai dengan usianya. Pemberian kegiatan rangsangan atau stimulasi yang tepat dan aman akan memungkinkan anak untuk tumbuh kembang secara optimal yang termasuk di dalamnya adalah kemampuan fisik dan terampil melakukan tugas - tugas kecil yang membutuhkan kecermatan tangan dan jari - jari.

Pada artikel ini saya akan membahas beberapa ide jenis permainan rangsangan atau stimulasi untuk melatih keterampilan motorik kasar anak saja. Di artikel selanjutnya saya akan membahas mengenai beberapa macam stimulasi yang sebaiknya orang tua berikan pada anak usia 2 - 3 tahun yang berguna bagi perkembangan keterampilan motorik halusnya.


Stimulasi motorik kasar :

Berikut beberapa keterampilan motorik kasar yang sebaiknya harus sudah dikuasai anak usia 2 sampai 3 tahun :

- Berlari tanpa jatuh
- Membuka laci dan lemari
- Membungkuk untuk mengambil suatu benda dan tidak terjatuh
- Menendang bola besar
- Melompat di tempat dengan kedua kaki jatuh bersamaan
- Berdiri dengan satu kaki
- Berjalan sendiri tanpa jatuh
- Berjingkat di atas jari - jari kaki (berjinjit)
- Melempar bola
- Memanjat
- Berguling
- Berjalan naik turun tangga sendiri
- Mulai belajar naik sepeda roda tiga

Tujuan pemberian stimulasi :
Stimulasi perlu diberikan kepada anak untuk melatih motorik kasarnya supaya dikemudian hari anak terampil dan tangkas dalam berbagai gerakan yang diperlukan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Image credit : parents.com


Berikut bermacam jenis permainan atau stimulasi sederhana yang menyenangkan yang bisa diberikan kepada anak untuk melatih kemampuan motorik kasarnya antara lain :

- Berlari kecil.
Anak akan senang berlari - lari kecil ketika sudah mampu berjalan sendiri. Dorong anak untuk lebih sering melakukannya misalnya balapan lari dengan Anda, tentu saja Anda sebaiknya berlari dengan kecepatan lambat seperti kemampuan anak. Untuk membuat permainan lebih menyenangkan Anda bisa memberikan bendera kecil yang bisa ditancapkan ke tanah atau meminta anak untuk berlari bolak balik sambil membawa bola - bola kecil untuk dimasukkan ke keranjang bolanya.

Usahakan agar anak selalu berada pada lingkungan yang aman seperti misalnya di taman atau di atas rumput sehingga anak tidak terjatuh dan terbentur dengan keras. Sebaiknya hindari melakukan stimulasi ini di dalam rumah untuk meminimalkan resiko terjadi kecelakaan dalam rumah.


- Latihan keseimbangan.
Pada usia ini pada umumnya anak sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan siapa pun. Minta anak untuk berjalan di lantai yang Anda sudah beri garis dengan kapur atau gunakan kayu kecil dan beberapa batu bata untuk membuat jembatan sebagai latihan kemampuan keseimbangan tubuh untuk anak. Sampaikan kalimat - kalimat lucu yang mungkin terkesan konyol seperti "hati - hati jatuh nanti bajunya basah" atau "hati - hati dalam berjalan di atas jembatan saat menyebrang sungai karena ada banyak buaya".

- Latihan berguling.
Berguling bisa dilakukan di atas matras (kasur tipis) atau lapangan luas berumput. Permainan berguling juga bisa lebih menyenangkan jika Anda memberikan handuk di atas matras dan minta anak untuk berguling membungkus tubuhnya dengan handuk tersebut.

- Memanjat perabotan.
Anak - anak suka sekali memanjat, apa saja dipanjat mulai dari tangga, perabotan seperti meja dan kursi sampai tempat tidur dan naik ke jendela. Terkadang setelah anak memanjat kenakalan atau keaktifan juga dilanjutkan dengan kebiasaan suka melompat dari ketinggian ke lantai. Hal ini sangat berbahaya dan tidak bisa dianggap sepele.

Kadang kala orang tua menganggap sepele benjolan yang ada di kepala ketika anak terbentur atau jatuh. Benturan keras di kepala dikhawatirkan dapat membuat pembuluh darah anak pecah. Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi perkembangan otaknya bahkan dapat menyebabkan kematian.

Jadi, jangan pernah lengah ketika anak sedang melakukan kegiatan memanjat ini. Area yang aman bagi anak untuk menyalurkan energinya dalam memanjat bisa dilakukan di taman yang berumput yang memang menyediakan arena permainan aman khusus untuk anak - anak berupa tiang - tiang atau gelang - gelang panjatan.

Beberapa jenis permainan stimulasi motorik halus anak usia 2 sampai 3 tahun.

Melihat anak - anak yang penuh energi sangatlah menyenangkan walaupun juga terkadang melelahkan. Puaskan semua rasa ingin tahu anak dengan mendampinginya dalam melakukan eksplorasi segala hal sambil merangsang dan mendorong antusias anak dengan pengalaman baru setiap harinya. Berbagai jenis aktivitas menyalurkan energinya yang tepat dapat membantu tumbuh kembangnya, selain latihan keterampilan motorik menyenangkan tentu saja juga dapat memberikan momen - momen indah kebersamaan Anda bersama anak.

Pada artikel sebelumnya saya sudah membahas beberapa ide jenis permainan rangsangan atau stimulasi untuk melatih keterampilan motorik kasar anak. Di artikel ini saya akan membahas mengenai beberapa macam stimulasi yang sebaiknya orang tua berikan pada anak usia 2 - 3 tahun yang berguna bagi perkembangan keterampilan motorik halusnya.

Keterampilan motorik halus adalah tugas-tugas kecil yang memerlukan gerakan yang lebih kecil. Tugas - tugas ini biasanya dilakukan dengan tangan dan jari, seperti memegang pensil dengan benar, menggunting, merobek, mengancingkan baju dan lain sebagainya.

Dibutuhkan persiapan dasar yang matang bagi anak - anak usia prasekolah sebelum memasuki sekolah. Bantu anak dalam melakukan persiapan dasar melalui permainan yang menyenangkan yang dapat melatih keterampilan jari jari, melenturkan otot - otot tangan agar dapat melakukan beberapa gerakan rumit nanti di sekolah.


Stimulasi motorik halus :

Beberapa keterampilan motorik kasar yang sebaiknya harus sudah dikuasai anak usia 2 sampai 3 tahun :

- Membalik halaman buku satu per satu
- Meniru menggambar lingkaran, garis vertikal, dan horizontal
- Memegang alat tulis
- Jari - jari bekerja sama dalam meraup benda - benda yang kecil
- Meremas
- Mengepal
- Menggulung
- Menyusun blok kayu
- Merangkai


Tujuan pemberian :
Stimulasi perlu diberikan kepada anak agar melatih gerakan halus supaya kelak anak terampil menggunakan jari jemari dalam kehidupan sehari - harinya, khususnya dalam kegiatan sekolah nanti seperti menulis, melipat dan menggunting.
Image credit : blocksand3dpuzzlesblog.com



Berikut bermacam jenis kegiatan rangsangan berupa permainan atau stimulasi sederhana menyenangkan yang bisa diberikan untuk melatih kemampuan motorik halus si kecil antara lain :

- Permainan tebak benda.
Permainan ini akan mendorong anak Anda untuk menyentuh dan merasakan objek yang berbeda - beda yang Anda berikan. Anda hanya perlu kantong kertas dan benda - benda yang aman untuk anak balita Anda. Carilah barang yang terbuat dari bahan atau material yang berbeda dan memiliki bentuk yang bervariasi. Sembunyikan barang di dalam kantong dan biarkan anak merasakan dengan jari - jarinya yang mungil benda apa yang ada dalam kantong tanpa melihat ke dalam. Minta anak untuk menebak benda - benda tersebut dan saat permainan selesai biarkan anak kemudian bermain dengan benda - benda tersebut.

- Merangkai puzzle.
Puzzle kayu atau berbahan karton tebal yang berukuran cukup besar misalnya bergambar hewan atau buah baik diberikan pada anak usia 2 - 3 tahun. Hal ini untuk melatih kecerdasan dalam merangkai gambar juga kecermatannya dalam memungut dan menempatkan puzzle pada tempatnya.

Bila Anda tidak memiliki banyak dana, Anda bisa membuat puzzle sendiri di rumah. Caranya dengan menggunting gambar karton favorit ukuran besar dari majalah bacaan anak atau print gambar dari internet, tempelkan pada kardus tebal, gunting menjadi beberapa bagian dan minta anak untuk merangkainya.


- Menarik dan mendorong.

Ide - ide kreatif menghabiskan weekend bersama anak dan keluarga

Weekend atau akhir pekan adalah waktu yang umumnya dinanti oleh kebanyakan keluarga. Hari libur Sabtu dan Minggu adalah saat yang tepat bagi seluruh anggota keluarga untuk berkumpul bersama setelah melewati hari - hari sibuk bersekolah atau bekerja dari hari Senin sampai Jum'at.

Ada beberapa keluarga yang memilih untuk menghabiskan akhir pekan dengan pergi ke tempat-tempat hiburan, bertemu dengan anggota keluarga besar lainnya atau memilih dengan beristirahat di rumah saja.

Mengunjungi beberapa tempat hiburan tentu membutuhkan uang dan waktu. Seperti misalnya butuh uang untuk makan di restoran, bayar tiket masuk taman hiburan, membeli mainan baru di pusat perbelanjaan untuk anak dan waktu yang habis terbuang di jalan karena kemacetan.

Solusi untuk menghemat uang dan waktu saat akhir pekan adalah dengan menghabiskan waktu untuk lebih kreatif bersama anak - anak di rumah. Yuk, simak lebih lanjut artikel di bawah ini untuk mengintip apa saja sih ide - ide kegiatan kreatif yang bisa orang tua lakukan bersama anak - anak di rumah.

1. Melukis kamar anak - anak
Kegiatan kreatif ini tidak hanya membuat kamar anak lebih indah dan punya kesan tersendiri, tapi juga sarana bagi anak - anak untuk menuangkan daya imajinasi mereka. Tentu saja dengan pengawasan Anda sebagai orang tua ketika anak - anak mengecat kamar mereka. Tokoh - tokoh kartun favorit anak misalnya saja Mickey mouse dan Winnie the pooh bisa Anda gunakan sebagai tema lukisan di dinding kamar anak.

2. Memasak di dapur
Bukan hanya anak perempuan yang bisa membantu ibu di rumah untuk memasak, tapi anak laki - laki harus juga lho. Dapur di rumah bisa dimanfaatkan oleh Anda untuk meningkatkan kreativitas anak dan mengajarkan keterampilan yang akan berguna baginya di masa depan.

Banyak sekali resep - resep sederhana yang bisa Anda gunakan dalam melakukan aktivitas memasak bersama ini. Misalnya saja, membuat muffin mini dan menghiasnya dengan coklat beras yang berwarna - warni atau membuat biskuit dengan menggunakan cetakan - cetakan kue lucu berbentuk binatang seperti beruang, gajah atau bentuk sederhana seperti bintang dan hati.

Pastikan anak - anak tidak dekat dengan oven yang panas dan alat - alat memasak yang tajam di dapur. Selesai memasak di dapur, Anda juga bisa meminta anak untuk membantu menyiapkan, menata atau menyusun kue di piring untuk dimakan bersama anggota keluarga yang lainnya di rumah.

Image credit : parenting.slides.kaboose.com


3. Bermain bersama keluarga di halaman rumah
Kegiatan kreatif yang bisa dilakukan anak dan orang tua di taman antara lain adalah meminta anak untuk menggambar bunga - bungaan yang ada di taman rumah atau mengajak anak untuk menanam tanaman.

Mengajarkan anak berkebun dapat mengajarkan anak untuk lebih mencintai alam dan menghargai makanan yang dimakannya. Salah satu jenis tanaman yang paling mudah untuk ditanam yakni tomat. Anda bisa membeli tanaman tomat kecil yang dijual di toko bunga dan bersama anak menanamnya di pot bunga atau langsung ke tanah di taman.

Anda juga bisa mengajarkan proses lebih awal tanaman, misalnya saja dengan mengeringkan biji - biji tomat. Setelah dikeringkan, ajarkan anak untuk menyebarkan biji - biji kering tomat tersebut di halaman. Dengan penyiraman yang teratur dan cara penanaman yang benar, anak akan dapat menikmati hasil tanaman yang ditanam setelah beberapa bulan. Tentu akan ada rasa kebanggaan tersendiri bagi anak ketika memakan buah hasil kesabaran dan ketelatenannya dalam merawat tanamannya.

Cara mengatasi sifat pemalu anak

Image credit : baby-growths.com

Cara mengatasi sifat pemalu anak untuk membuatnya lebih berani dan penuh percaya diri :

1. Biarkan anak melakukan eksplorasi.
Saat anak masih bayi sebaiknya orang tua memberikan pola pengasuhan yang baik dengan cara banyak memberikan kesempatan bagi bayi Anda untuk melakukan eksplorasi terhadap segala hal yang diinginkannya. Tapi tentu saja anak harus tetap dalam pengawasan Anda apabila melakukan aktivitas atau ekslorasi hal - hal yang bisa berisiko atau membahayakannya.
Biarkan bayi Anda tumbuh berkembang membangun citra dirinya.

2. Masukan anak ke sekolah.
Orang tua bisa mengasah kecerdasan sosial bayi dengan memasukan anak ke TK atau Taman Kanak - kanak. Dengan begitu anak akan belajar mengenal karakter berbagai macam orang dan belajar adaptasi lingkungan di luar rumah. Anak akan bermain sambil mengasah kemampuan dirinya bersosialisasi dengan teman sebayanya.


3. Ajak anak ketika melakukan kunjungan.
Orang tua juga sebaiknya sering melakukan kunjungan ke tetangga, keluarga atau teman - teman bersama anak. Misalnya saja ajak anak ke acara arisan, pernikahan kerabat atau khitanan tetangga.

4. Undang teman sebaya ke rumah.
Sering mengundang anak - anak tetangga atau teman - teman sekolah untuk sekedar bermain di rumah bersama anak. Atau undang mereka ke rumah saat acara ulang tahun anak, dengan begitu anak dapat belajar terus belajar berinteraksi dengan orang lain di dalam dan luar rumah.

5. Lakukan role - play dengan anak.
Orang tua bisa melakukan role - play dengan anak. Misalnya Anda bisa bermain berpura - pura baru saja bertemu di taman, berkenalan dan bercakap - cakap dengan anak. Latih anak untuk menggunakan kalimat - kalimat perkenalan sampai anak merasa terbiasa yang bisa digunakannya saat bertemu dengan teman baru yang baru dikenalnya.

6. Latih anak memiliki kontak mata dengan lawan bicara.
Bantu anak untuk berkomunikasi dengan anggota keluarga dengan kontak mata. Ketika Anda berbicara dengannya pastikan Anda memiliki kontak mata dengan anak yang penuh kelembutan dan cinta kepadanya. Minta anak untuk menatap mata Anda saat berkomunikasi dengannya. Dengan latihan yang teratur anak akan terbiasa melakukan kontak mata dengan lawan bicaranya.

7. Jangan beri label negatif kepada anak.
Tidak perlu orang tua memberi label kepada anak sebagai anak yang pemalu, apalagi mengolok - olok sebutan anak pemalu ketika di depan orang lain. Label negatif yang diberikan ini jelas akan membuat anak pemalu menjadi lebih malu, merasa tidak nyaman karena merasa ada sesuatu yang bermasalah dengan dirinya. Hal ini berakibat pada anak justru lebih menarik dirinya untuk tidak berinteraksi dengan orang lain sama sekali.

8. Berikan kata - kata positif ke anak.
Bila ingin mengajak anak keluar rumah orang tua tidak perlu memberikan wanti - wanti seperti "kamu nanti jangan malu ya". Daripada memberikan peringatan seperti itu sebaiknya dorong anak untuk mengatakan "hai" kepada orang lain yang anak akan temui. Bila perlu bawa serta mainan anak yang dapat digunakan sebagai hal atau topik yang bisa dibicarakan anak dengan orang yang baru dikenal tersebut.

9. Berikan anak kesempatan untuk menjawab.
Jika Anda dan anak sedang berjalan - jalan misalnya di sebuah toko dan bertemu kenalan yang bertanya kepada anak Anda "halo, namanya siapa? " atau " baru beli mainan apa dik? " Sebagai orang tua, berikan kesempatan kepada anak untuk menjawabnya langsung kepada orang yang bertanya. Karena biasanya banyak orang tua yang mengambil alih jawaban, menjawab penanya dengan mengatakan misalnya “baru pulang dari pasar” atau “beli mobil - mobilan baru”. Begitu juga ketika kunjungan ke dokter, misalnya dokter bertanya "apa yang kamu rasakan?" biarkan anak menjelaskan rasa sakit apa yang dirasakannya kepada dokter.

10. Anak melakukan kegiatan yang bisa membuatnya bangga.
Jika Anda tahu bahwa anak Anda memiliki bakat atau hobi pada suatu hal yang membuatnya berkembang misalnya saja seperti sepak bola, masukkan anak pada sekolah bola. Dengan melakukan hal yang diminatinya anak akan lebih nyaman berinteraksi dengan orang lain saat bermain hal yang disukainya. Kegiatan yang dapat membuat anak bangga dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya.




Tulisan di atas hanyalah kutipan saja, silahkan baca artikel saya selengkapnya di
http://informasitips.com/tips-dan-cara-mengatasi-anak-pemalu