Penjelasan 14 vaksin dan Jadwal Imunisasi Anak 0-18 tahun Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)

Ancaman virus dapat membuat tubuh anak Anda rentan terkena penyakit. Ketika dilahirkan setiap anak memiliki kekebalan tubuh alami, tetapi kekebalan tubuhnya itu kadang kala tidak cukup untuk melindunginya dari ancaman virus yang mematikan.Vaksinasi atau imunisasi adalah pemberian bahan antigenik yang diberikan kedalam tubuh seseorang untuk menghasilkan kekebalan aktif dalam tubuh terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami penyebab penyakit tersebut.

Jadwal imunisasi adalah kartu informasi yang berisi jadwal mengenai kapan seharusnya jenis vaksinasi atau imunisasi diberikan kepada anak. Jadwal imunisasi dapat bervariasi antara negara yang satu dengan negara lainnya, tergantung kepada lembaga kesehatan berwewenang yang mengeluarkannya. Vaksinasi di Indonesia biasanya diadakan di pos pelayanan imunisasi seperti Posyandu, Poskesdes, Puskesmas Pembantu, Puskesmas, rumah sakit, dan pelayanan kesehatan swasta.

Setiap orang tua wajib mengupayakan imunisasi lengkap bagi anak-anaknya. Ingatlah, mencegah lebih baik daripada mengobati. Imunisasi atau pemberian vaksin merupakan langkah pencegahan yang dilakukan orang tua agar anak tidak terjangkit penyakit tertentu. Imunisasi secara lengkap sangat diperlukan supaya anak Anda tumbuh sehat, memiliki pertahanan tubuh yang kuat dan mampu melawan infeksi. Saat ini ada berbagai macam jenis vaksin sebagai akibat dari banyaknya penyakit berbahaya bagi anak. 

Image credit : anakku.net

Berikut ini adalah penjelasan mengenai berbagai jenis vaksin, manfaat yang diperoleh dan reaksi yang didapat.

1. Vaksin BCG (Bacille Calmette Guerin)

Vaksin BCG diberikan ketika bayi berusia 2-3 bulan agar bayi mendapat kekebalan terhadap penyakit tuberkolosis (TBC). Bila vaksin BCG diberikan sesudah bayi berumur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin.Pemberian suntikan bisa diulang pada usia 10-13 tahun, jika dianggap perlu.Imunisasi BCG diberikan melalui suntikan di kulit lengan atau paha.Setelah disuntik, pada tempat bekas suntikan biasanya akan timbul semacam bisul kecil yang akan mengering dengan sendirinya. Apabila terjadi reaksi lokal di tempat suntikan, maka perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut.


2. Vaksin DTP (Difteri, Tetanus, Pertusis)

Vaksin DTP merupakan vaksin yang dapat memberikan perlindungan kepada anak terhadap berbahaya berjenis difteri (kuman yang dapat membentuk selaput abu-abu atau hitam di tenggorokan), tetanus (infeksi yang menyebabkan kejang otot kuat yang bisa mematahkan tulang), dan pertusis (penyakit menular yang menyebabkan penyakit parah, batuk tak terkendali, yang dikenal sebagai batuk rejan).

Vaksin ini diberikan kepada anak-anak selama 5 kali dosis masing-masing pada umur 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 18 sampai 24 bulan, dan umur 5 tahun. Dan diulang pada umur 10-12 tahun dan umur 18 tahun supaya terhindar dari tetanus. DTP dapat dikombinasikan dengan vaksinasi lain untuk mengurangi frekuensi suntikan vaksin.

Saat ini, DTP dengan hepatitis B dan vaksin polio pemberiannya bisa digabung. Suntikan vaksin dilakukan pada lengan atau paha bayi. Biasanya bayi yang baru saja mendapat vaksin ini mengalami sedikit demam dan tempat bekas suntikan terasa sakit.


3. Vaksin Campak (morbilli, measles)


Vaksin diberikan dengan tujuan agar tubuh anak mendapat kekebalan terhadap penyakit campak. Vaksin pertama diberikan saat bayi berumur 9 bulan dan vaksin ulangan diberikan pada umur 5-7 tahun. Reaksi yang timbul pada tubuh anak berupa demam. Biasanya terjadi satu minggu setelah mendapat suntikan imunisasi.



4. Vaksin Polio (IPV) 

Vaksin ini merupakan salah satu vaksin yang berhasil karena semenjak adanya vaksin ini terjadi penurunan kasus polio di masyarakat.  Polio dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Vaksin diberikan pada usia 0, 2, 4, dan 6 bulan. Vaksin ini harus diulang agar selalu terlindung pada umur 3 dan 6 tahun. Bayi yang lahir di rumah sakit diberikan vaksin ini saat bayi dipulangkan untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain. 


5. Vaksin Hepatitis B

Bayi harus mendapatkan vaksin hepatitis B ini dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dilanjutkan dengan vaksin kedua pada umur 1 bulan dan vaksin ketiga diberikan pada umur  6 bulan. Vaksin ini melindungi anak dari virus hepatitis B yang dapat menginfeksi hati. Vaksin ini juga dapat diberikan kepada bayi selama proses persalinan jika ibu terbukti terinfeksi.

Virus ini bisa menular ke orang lain melalui kontak darah atau cairan tubuh lain (berbagi sikat gigi dan peralatan dapat meningkatkan resiko terkena penyakit). Penyakit ini cukup berbahaya dan dapat mengakibatkan kerusakan hati bahkan berkembang menjadi kanker. Oleh karena itulah vaksin hepatitis B termasuk yang wajib diberikan. Efek samping yang paling umum dirasakan setelah vaksinasi jenis ini adalah rasa sakit di lokasi suntikan atau demam ringan. 

6. Vaksin Hepatitis A

Hepatitis A adalah infeksi virus yang mempengaruhi hati dan dapat menyebabkan sejumlah gejala, termasuk demam, kelelahan, sakit kuning, dan kehilangan nafsu makan.Penyakit ini sebenarnya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Tetapi apabila terkena penyakit ini waktu penyembuhannya cukup lama, yakni sekitar 1 sampai 2 bulan. 

Anak-anak bisa tertular penyakit ini dari berbagi makanan atau minuman dengan penderita Hepatitis A atau dengan memasukkan makanan yang terkontaminasi atau benda di mulut mereka. Vaksin ini diberikan pada anak-anak yang berusia 24 bulan, dua kali dengan interval 6-12 bulan diantara vaksinasi. Reaksi yang bisa didapatkan dari vaksin ini adalah rasa sakit di tempat suntikan, sakit kepala, dan hilangnya nafsu makan.


7. Vaksin Tifoid

Vaksin Tifoid polisakarida diberikan pada umur 2 tahun.Vaksin ini diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap demam tifoid (tifus atau paratifus). Kekebalan yang didapat hanya bisa bertahan selama 3 sampai 5 tahun saja. Oleh karena itu perlu dilakukan vaksin ulang kembali setiap 3 tahun.

Imunisasi ini dapat diberikan dalam 2 jenis, yaitu imunisasi oral dan suntikan. Imunisasi oral berupa kapsul diberikan selang sehari selama 3 kali. Hal ini biasanya dilakukan untuk anak yang sudah dapat menelan kapsul. Sedangkan bentuk suntikan diberikan hanya satu kali. Tidak ada efek samping yang didapat pada imunisasi ini. 

Tulisan di atas hanyalah kutipan saja, silahkan baca artikel saya selengkapnya di 



Sumber :
http://www.anakku.net/wp-content/uploads/2012/01/jadwal-imunisasi-20111.pdf
http://www.tabloid-nakita.com/artikel.php3?rubrik=sehat&edisi=01006



4 comments:

  1. luar biasa artikelnya,, sangat bagus dan sangat bermanfaat terimakasih banyak.

    ReplyDelete
  2. Sama2, terima kasih juga komentar dan kunjungannya ya. Salam sukses :-)

    ReplyDelete
  3. Halo salam kenal, artikel nya lengkap sekali. sy baru belajar menulis blog. sy senang bila anda bisa berkunjung ke blog sy http://toko4lifetransferfactor.blogspot.com/2014/08/melawan-virus-polio-dengan-vaksin-ganda.html
    terima kasih

    ReplyDelete

No spam comments! .