Penyebab dan cara mengatasi kebiasaan mengompol pada anak

Mengompol yang secara medis dikenal dengan sebutan nocturnal enuresis adalah kondisi umum yang terjadi pada banyak anak (juga terkadang terjadi pada orang dewasa). Sekitar 10 % anak - anak berusia 5 tahun masih membasahi tempat tidur mereka hampir setiap malam. Jika anak Anda memiliki kebiasaan mengompol kemungkinan dapat membuat Anda sebagai orang tua frustasi. Anak Anda pun mungkin akan merasa bersalah, takut, malu dan sedih.

Mengompol sesungguhnya bukanlah kesalahan mereka, untuk itu sebaiknya Anda tidak langsung memarahi dan menghukum anak Anda apabila mengompol. Anda tentu tidak ingin anak Anda merasa bermasalah atas sesuatu yang tidak dapat ia kendalikan. Menyalahkan dan menghukum anak hanya akan memperburuk masalah. Lebih baik cari solusi cara menanggulangi masalah tersebut.

Image credit : chihealth.in
Mengompol bukan saja bisa terjadi di rumah, tapi bisa juga terjadi ketika anak di sekolah. Kebiasaan mengompol ini harus segera diatasi karena kalau dibiarkan dapat membuat anak merasa minder dan malu. Rasa minder, malu dan dan sedih ini dapat menyebabkan masalah - masalah baru misalnya saja anak menjadi bahan olokan teman - teman sekolahnya, merasa kurang percaya diri berada diantara teman - temannya, tidak bisa menginap di rumah saudaranya atau ikut kegiatan berkemah dengan teman - temannya. Jika menginap di rumah orang lain pun anak Anda tidurnya tidak nyenyak karena malu dan sedikit tertekan.

Bila Anda tertarik untuk untuk mengetahui beberapa alasan mengapa anak mengompol dan cara mengatasi kebiasaan tersebut, Anda bisa menyimak lebih lanjut artikel ini.

Berikut beberapa kemungkinan penyebab anak mengompol, baik di rumah maupun di sekolah :

- Gejala penyakit misalnya infeksi pada saluran kencing dan gangguang sistem saraf akibat tekanan psikologis. 

- Ada masalah pada kandung kemihnya yang menyebabkan anak harus buang air kecil lebih sering, walaupun hanya sedikit urine saja atau sebelum kandung kemihnya penuh.

- Anak belum siap secara fisik karena sistem tubuhnya belum sempurna. Anak belum mampu menahan air kencing di kandung kemih, tidak menyadari kebutuhan buang air kecil, bangun dari tidur dan pergi ke kamar mandi.

- Anak belum terbiasa pergi ke toilet sendiri karena biasanya selalu dibantu oleh Anda (orang tua) dan pengasuhnya dalam hal melepaskan dan mengenakan pakaian.

- Faktor keturunan dari orang tuanya.

- Anak tidak berani menyampaikan keinginan kepada gurunya bahwa ia mau menggunakan toilet di sekolahnya.

- Letak kamar kecil atau toilet terletak jauh dari kelas anak Anda, gelap dan terpencil sehingga anak merasa takut pergi sendirian.

- Toilet sekolah berbeda dengan toilet di rumah dan anak Anda tidak merasa nyaman dengan model WC (jongkok atau duduk).

- Anak merasa cemas dan tidak aman, misalnya saja karena ditinggal cuti pengasuhnya, kelahiran adik baru, atau pindah ke rumah baru.

- Kebersihan toilet di sekolah yang digunakan oleh banyak orang tidak sebersih toilet di rumah, menyebabkan anak enggan untuk menggunakan toilet di sekolah.



Saat siang hari anak Anda yang sudah terlatih untuk menggunakan toilet mungkin tidak memiliki kebiasaan mengompol. Sementara di malam hari karena jam tidur yang panjang, untuk tetap menjaga celana tetap kering sepanjang malam adalah keterampilan yang sulit dikuasai anak Anda.

Terutama ketika anak Anda tertidur dengan sangat pulas, ia belum menguasai keterampilan untuk bisa menahan, bangun dari tidurnya dan pergi ke toilet ketika kandung kemihnya penuh. Yakinkan anak Anda bahwa mengompol adalah masalah yang umum terjadi pada anak - anak seusianya. Beri dukungan kepadanya dan katakan kepadanya bahwa ia pasti bisa mengatasi masalah tersebut.


Berikut beberapa tips yang dapat membantu mengatasi kebiasaan mengompol pada anak :

- Jelaskan kepada anak Anda bahwa Anda tidak marah kepadanya karena ia mengompol. Anda justru ingin membantunya mengatasi kebiasaan mengompolnya tersebut. Selain usia anak yang semakin besar, juga ingatkan pada anak Anda bahwa mengompol akan menyebabkan anak merasa tidak nyaman karena baju, celana, kaki dan tempat tidurnya basah.

- Untuk memudahkan penjelasan kepada anak Anda mengenai pentingnya untuk tidak selalu tergantung kepada popok, Anda bisa mencari video di internet atau membeli buku yang memiliki gambar - gambar menarik menjelaskan cara yang dapat membantu mereka mengontrol kandung kemihnya dan mampu pergi ke toilet sendiri jika butuh buang air kecil.

- Sebaiknya untuk mencegah anak mengompol adalah dengan melakukan beberapa latihan pada beberapa malam dulu. Cek popok anak setiap pagi hari untuk melihat apakah anak bisa menjaga popoknya untuk tetap kering sepanjang malam atau tidak. Usahakan sesegera mungkin setelah anak bangun dari tidurnya. Dengan begitu jika memang popoknya basah, maka Anda akan bisa melihat apakah pembasahan popok terjadi di malam hari atau pagi hari.

- Jika setelah beberapa latihan saat malam hari, anak Anda selalu bisa menjaga popoknya untuk kering sampai pagi hari maka anak Anda sudah siap untuk tidur dengan celana dalamya.

- Bila dalam beberapa hari latihan anak tetap saja mengompol, mungkin memang anak Anda belum siap untuk menjaga celananya untuk tetap kering saat malam hari dan Anda bisa mengulangi latihan ini beberapa bulan kemudian. Tidak memaksa anak dan menunggu saat yang tepat adalah yang terbaik, dengan begitu Anda tidak pelu repot mengganti linen dan pakaian yang basah karena bekas mengompol setiap pagi.

- Dalam masa latihan mungkin Anda bisa memberikan pull-up diaper kepada anak Anda yakni popok yang berbentuk seperti celana dalam anak.

- Biasakan mengajarkan anak untuk mandiri pergi ke toilet sendiri tanpa dibantu oleh Anda (orang tua) dan pengasuhnya dalam hal melepaskan dan mengenakan pakaian.

- Batasi jumlah cairan yang diminum anak saat malam hari, terutama 1 - 2 jam sebelum tidur.

- Ajak anak ke toilet dan buang air kecil beberapa saat sebelum waktu tidur. Buang air kecil sebelum tidur dapat dilakukan sebagai kegiatan rutin yang dilakukan anak sebelum beranjak tidur selain mandi, gosok gigi dan dibacakan cerita oleh ayah atau ibu.

Tulisan di atas hanyalah kutipan saja, silahkan baca artikel saya selengkapnya di


No comments:

Post a Comment

No spam comments! .