Dampak perceraian bagi perkembangan psikologis anak

Pada dasarnya setiap anak pasti menginginkan keluarga yang bahagia dan harmonis. Sebagian besar anak - anak menentang perceraian, tapi apabila terlihat adanya argumen keras orang tua dan ditambah dengan kekerasan fisik, akhirnya anak tidak bisa menentang perceraian, karena mereka hanya ingin keributan orang tua mereka berhenti.

Alasan perceraian yang umum diajukan oleh pasangan suami istri adalah karena adanya masalah dalam perkawinan.Salah satu pasangan merasakan ketimpangan dalam perkawinan yang sulit diatasi sehingga mendorong mereka untuk mempertimbangkan perceraian.

Image credit : divorce-papers.org
Perceraian terkadang adalah satu - satunya jalan bagi beberapa orang tua untuk dapat terus menjalani kehidupan sesuai yang mereka inginkan. Pada beberapa kasus perceraian selalu dikatakan bahwa perceraian dapat menimbulkan akibat buruk pada anak. Tapi dalam kasus tertentu, perceraian bisa jadi merupakan alternatif terbaik daripada membiarkan anak - anak terus tinggal bersama keluarga yang penuh dengan pertengkaran dan kehidupan pernikahan yang buruk.

Ketika orang tua melalui proses perceraian, sayangnya cukup banyak yang cenderung untuk fokus pada kekhawatiran diri mereka sendiri. Bukan memperhatikan bagaimana dan apa yang sedang terjadi pada anak - anak ketika proses perceraian akan dan sedang berlangsung. Akibatnya, orang tua tidak lagi memperhatikan anak-anak mereka, kurang disiplin dan kurang memberikan kasih sayang. Mereka justru memberikan tanggung jawab dan tekanan pada anak tanpa mereka menyadarinya.

Salah satu efek psikologis perceraian pada anak-anak adalah saat anak mengambil peran sebagai penghibur salah satu orang tua, berusaha merangkul kakak dan adik mereka untuk selalu bersama dan lebih kuat dalam perpisahan orang tua mereka ini, dan membantu melakukan pekerjaan rumah tangga di rumah.

Anak-anak ini menjadi marah karena sebenarnya mereka merasa seperti terjebak oleh "masalah yang dihasilkan" orang tua dan merasa "dirampok" kehidupannya. Pada awalnya mungkin anak akan sulit menerima keputusan orang tuanya untuk berpisah. Tapi seiiring dengan berjalannya waktu dan dengan bantuan orang tua dan anggota keluarga yang lainnya, anak -anak akhirnya dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di keluarga mereka.

Dampak psikologis dari perceraian terhadap anak - anak

Dampak psikologis dari perceraian terhadap anak - anak ini bisa bermacam - macam. Anak - anak yang orang tuanya bercerai biasanya menderita berbagai masalah psikologis, antara lain seperti :

- memiliki rasa bersalah dan suka menyalahkan diri sendiri
- merasa tidak percaya diri atau rendah diri
- merasa tidak diinginkan atau ditolak oleh orang tuanya
- merasa tidak merasa aman dan sendirian / kesepian

Perasaan - perasaan di atas yang dimiliki anak hasil perceraian dapat memicu timbulnya perkembangan perilaku seperti :
- depresi dan suka memberontak
- pendiam, tidak ceria dan suka bersedih
- mudah marah, agresif, suka mengamuk berbuat kerusakan atau bertindak kasar
- sulit berkonsentrasi dalam belajar yang dapat mengakibatkan prestasi sekolah menurun
- takut memulai hubungan dengan lawan jenis karena takut gagal seperti orang tuanya

Penting untuk diketahui bahwa dampak perceraian terhadap anak di setiap keluarga tidak selalu sama, karena setiap orang tua dan anak berbeda. Pada beberapa anak, mereka tidak hanya akan mendapat dampak psikologis ketika kecil saja, tetapi juga dampaknya dapat berlanjut sampai mereka dewasa juga.

Anak korban perceraian yang berhasil melalui proses adaptasi, tidak akan mengalami kesulitan yang berarti ketika meneruskan kehidupannya ke masa perkembangan selanjutnya. Tetapi bagi anak yang gagal beradaptasi dengan lingkungan baru setelah perceraian, maka anak akan membawa dampak ini hingga dewasa seperti perasaan ditolak, tidak percaya diri dan tidak dicintai.

Tulisan di atas hanyalah kutipan saja, silahkan baca artikel saya selengkapnya di http://informasitips.com/dampak-psikologis-perceraian-bagi-perkembangan-anak




4 comments:

  1. halooo mba sari, lam kenal. namaku manda, aku punya pcar og scotland. dia berencana menikahi aku. bagaimana yaa mengurus pernikahan, apakah aku bs tinggal dan ganti warga negara menjadi WN sxotland? makasi yaa

    ReplyDelete
  2. Hi Manda, salam kenal :-) Terima kasih sudah mampir ya. Sama dong, dengan suami aku yang dari Scotland juga. Prosedur pernikahan lengkapnya coba Manda klik link ini :

    http://www.indonesianembassy.org.uk/consular/consular_mixed_married.html

    Untuk tinggal di Scotland bisa setelah menikah di sponsori oleh suami. Kalau mau pindah warga negara juga bisa, tapi artinya Manda harus lepas passport Indo dulu. Aku kurang tahu syaratnya, belum pernah cari tahu karena saat ini aku masih jadi WNI :-)

    Salam,
    Sari

    ReplyDelete
  3. Hai, kenalkan saya Thella. Aku dan teman-temanku membangun sebuah komunitas "Rumah Kedua" yang menjadi wadah bagi anak-anak berlatar belakang broken home untuk saling berbagi cerita, kasih sayang, dan semangat. Selengkapnya bisa kalian cek di http://mrrsforlife.blogspot.com/ . Mohon kabarkan kelahiran komunitas ini ya, aku percaya tak sekedar niat baik yang mendorong kami berbuat tapi juga kesadaran bahwa "Rumah Kedua" ini dibutuhkan. Terima kasih :)

    ReplyDelete
  4. Salam kenal Thella dan terima kasih untuk komentarnya. Aku sudah kunjung balik ke blog Thella, semoga banyak yang bergabung dan salam sukses untuk "Rumah Kedua"nya :-)

    ReplyDelete

No spam comments! .